LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MPT HORTIKULTURA II
TANBULAMBOT DAN PEMANGKASAN SRIKAYA (Annona squamosal)
TANBULAMBOT DAN PEMANGKASAN SRIKAYA (Annona squamosal)
Disusun
Oleh:
Kelompok
I:
Brina Kusumaningsari 201010200311014
Izfar Anas 201010200311015
Sabdin Syam Tanjung 201010200311023
Rahman Wahyudi 201010200311026
Sabdin Syam Tanjung 201010200311023
Rahman Wahyudi 201010200311026
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
1. PENDAHULUAN
............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ............................................................ 1
1.2
Tujuan ........................................................................... 2
2. TINJAUAN
PUSTAKA .................................................................... 3
2.1
Sekilas
Tentang Tabulampot........................................ 3
2.2
Pemangkasan ............................................................... 4
a.
Macam-macam
Tipe Pemangkasan ..................... 5
b.
Manfaat
Pemangkasan ....................................... 6
c.
Waktu
Pemangkasan ........................................... 7
3. METODE
KERJA ............................................................................ 9
3.1
ALAT DAN BAHAN ................................................... 9
3.2
CARA KERJA ............................................................. 9
4. PEMBAHASAN .............................................................................. 10
4.1
PEMBAHASAN .......................................................... 10
5. PENUTUP
......................................................................................... 12
5.1
KESIMPULAN ........................................................... 12
5.2
SARAN ........................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................... 13
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tabulampot
adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di masyarakat.
Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam pot. Tanaman
buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis),
mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah ini
ditanam dalam pot dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional,
para penangkar benih tanaman buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian
menyambungnya dengan mata tempel maupun sambung pucuk.
Sebelum polybag (kantong plastik hitam) diketemukan, para
penangkar memindahkan benih tanaman buah ini ke dalam keranjang bambu agar
tidak mengalami kerusakan ketika diangkut jarak jauh. Agar benih bisa lebih
tahan lama sebelum dipasarkan, maka tanaman tersebut juga ditaruh dalam pot
gerabah maupun drum bekas. Sampai sekarang pun, para penangkar di Lampung dan
beberapa tempat lainnya masih tetap menggunakan keranjang bambu untuk menampung
benih yang baru saja dicabut dari lahan sawah.
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Dalam
suatu kebun hal ini
biasanya berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit,
tidak produktif, atau yang tidak diinginkan. Secara alami, kondisi-kondisi alam
seperti angin, salju, atau kabut
dari air laut dapat mengakibatkan pemangkasan alami. Tujuan dari pemangkasan
adalah untuk membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau mengarahkan
pertumbuhan tanaman, untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk meningkatkan
hasil atau kualitas buah atau bunga yang dihasilkan.
Secara umum,
semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang dipotong),
semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya lebih
baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan pohon
yang sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan
rantingnya patah, hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak.
Namun jika sebuah pohon besar di samping rumah dipangkas dengan (cara yang)
salah, dan sebuah dahan jatuh dari ketinggian 15 meter.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini
adalah:
a.
Mengenal dan mempelajari cara–cara memelihara tanaman
buah dalam pot.
b.
Mengetahui pemeliharaan dan perawatan tanaman buah
dalam pot yang telah dewasa sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah
c.
Mengetahui keterampilan tentang beberapa teknik
pemangkasan pada jenis tanaman buah-buahan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sekilas Tentang Tabulampot
Budidaya tabulampot, tidak hanya sekedar berbudidaya tanaman
seperti pada umumnya. Namun, perlu pengembangan teknologi maju. Untuk itu, para
pakar dan praktisi lapangan dituntut untuk mampu merekayasa teknik tabulampot
yang efisien dan tepat guna. Soalnya banyak komponen teknologi yang harus
diperhatikan dan diaplikasikan. Tujuannya, agar tabulampot berbentuk bagus,
pendek, serasi, sehat, mampu berbunga dan berbuah sesuai dengan keinginan.
Melakukan budidaya tabulampot perlu diimbangi dengan pemilihan atau penggunaan
bibit varietas unggul sebagai bahan pertanaman. Mutu bibitnya ditentukan oleh
faktor genetik (pohon induk unggul) dan lingkungan (ketinggian tempat, curah
hujan, kesuburan tanah).
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah
satu solusi bagi para pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan
yang sempit untuk dapat digunakan sebagai lahan pertanaman. Dari segi
perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa
media pot, harus dipupuk dan diberi air.
Menumbuhkan tanaman buah dalam pot yang dapat tumbuh secara baik batang dan daun sangat mudah dan hampir semua orang bisa melakukannya. Tetapi, permasalahan yang timbul adalah bila tabulampot harus tumbuh batang, daun, serta keluar bunga dan buah maka tidak semua orang bisa. Hanya dengan pemeliharaan tanaman dan perawatan tanaman yang tekun yang bisa membuat tanaman berbunga dan berbuah. Perawatan dan pemeliharaan tabulampot tidak dapat dapat dilakukan sembarangan, ada trik-trik khusus yang dapat dilakukan agar tabulampot mampu berbunga dan banyak berbuah.
Menumbuhkan tanaman buah dalam pot yang dapat tumbuh secara baik batang dan daun sangat mudah dan hampir semua orang bisa melakukannya. Tetapi, permasalahan yang timbul adalah bila tabulampot harus tumbuh batang, daun, serta keluar bunga dan buah maka tidak semua orang bisa. Hanya dengan pemeliharaan tanaman dan perawatan tanaman yang tekun yang bisa membuat tanaman berbunga dan berbuah. Perawatan dan pemeliharaan tabulampot tidak dapat dapat dilakukan sembarangan, ada trik-trik khusus yang dapat dilakukan agar tabulampot mampu berbunga dan banyak berbuah.
Ada beberapa latar belakang yang mendasari mengapa tanaman
harus dipangkas, pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke
atas maupun tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa
jenis tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang
ke arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya
dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk
terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan
dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang
keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral.
Bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman
menjadi lebih ideal dan seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah
samping. Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh
bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan
bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Daun-daun yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara
keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan
fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena
sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang secara keseluruhan
tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang hijau pekat, namun
teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah.
Bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit
sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman,
khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya
hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman
untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang dipangkas teratur akan
memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di
mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua bagian
tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang
berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu
tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih
optimal untuk memberikan hasil yang optimal pula.
2.2
Pemangkasan
Pemangkasan
diartikan sebagai memotong bagian tanaman untuk menghindari terjadinya arah
pertumbuhan yang tidak diinginkan. Dasar dari pemangkasan erat kaitannya dengan
dominasi pucuk atau meriste apikal. Auksin pada ujung batang yang menghambat
tunas lateral, ujung batang di pangkas sehingga tunas lateral tumbuh dan akrena
cabang banyak dan rapat.
Pemangkasan
dapat mencegah menjalarnya penyakit, sanitasi tanaman, memudahkan panen,
memperlancar penyerbukan alami, memudahkan pengamatan buah, dan efisiensi distribusi
fotosintat untuk pembungaan dan pembuahan. Pemangkasan yang kurang hati-hati
akan dapat menyebabkan gangguan mekanik pada batang, luka-luka yang tertinggal
akan menularkan penyakit ke kayunya, atau kerusakan lain pada batang. Kerusakan
ini dapat terjadi diakibatkan oleh penggunaan alat-alat yang kurang
tajam, atau pemangkasan yang terlalu keras, yaitu pemotongan cabang dan
daun terlalu banyak sehingga pertumbuhan tegakan menjadi terhambat.
2.2.1. Macam-macam Tipe Pemangkasan
Dalam kegiatan pemangkasan dikenal beberapa tipe
pemangkasan. Setiap tipe tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda,
yaitu:
1. Pangkas Bentuk
Pangkas
Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman seawal
mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis tanaman
tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti pola
1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa
cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang yang
pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan yang
proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan). Dari 3 cabang
primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan dipangkas lagi untuk
menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik, seimbang, dan
proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan bentuk sejak dini, pada
akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola
percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan
membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur. Pada kasus tertentu, jika hanya
terdapat 2 cabang primer pada batang utama, maka 2 cabang primer ini pun masih
dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6, sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-6
pun masih memberikan bentuk percabangan ideal dengan bentuk tajuk yang juga
membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk seperti ini, semua dahan dan
ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6 harus dibuang habis,
dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung tanaman.
2. Pangkas Produksi
Pangkas produksi
yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas
produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari
tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan
munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah bunga/buah
berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif. Pemangkasan produksi
juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian tengah tanaman yang tidak
produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk memangkas habis semua tunas air
yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer maupun cabang sekunder. Coba
perhatikan tunas-tunas air yang tumbuh di cabang primer/sekunder tanaman
durian, jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit dan tumbuh
sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya, dengan mengambil
fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya. Selain itu tunas
air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman telah memasuki
siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya dapat dimanfaatkan
sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman, diambil sebagai entres yang
disambungkan ke batang bawah dengan metode sambung susuan, sambung pucuk (top
grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya, bibit baru dengan sifat genetik yang
sama persis dengan sifat genetik tanaman induk, tempat tunas air tersebut
diperoleh.
3. Pangkas Pemeliharaan
Pangkas pemeliharaan
lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara keseluruhan dengan
melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan umumnya harus
dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di mana energi
tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil buah
terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas
habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah
adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Pemangkasan ujung-ujung
ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih
banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan
dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang
atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat
untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pangkas habis pula
semua tunas air yang muncul serta membuang semua ranting kering yang mati.
Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi pertumbuhan
beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek batang. (Dwidjoseputro,1990)
2.2.2. Manfaat Pemangkasan
Meskipun dianggap
kurang penting dan kurang berperan dalam pertumbuhan tanaman, namun
proses pemangkaasan dalam kegiatan budidaya sangatlah memberi dampak yang
sangat nyata, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa dampak yang dihasilkan
dari proses pemangkasan yaitu:
1. Merangsang proses pembuahan dan
pembungaan
Selain
pemberian tambahan hormone yang dapat mempercepat suatu proses pembuahan atau
pembungaan, cara lain yang dapat digunakan ialah dengan melakukan pemangkasa
pada tanaman yang dibudidayakan. Dengan melakukan pemangkasan, hasil
fotosintesis atau fotosintat tidak disalurkan pada daun yang bersifat
parasite pada tumbuhan tersebut, melainkan digunakan untuk pembentukan bunga
ataupun buah.
2. Mengurangi OPT
Pemangkasan,
secara tidak langsung kita juga telah mengurangi tempat tinggal atau habitat
yang dapat digunakan oleh OPT untuk berkembang biak. Selain mengurangi habitat
OPT, kita juga telah memberi celah pada sinar matahari untuk masuk dan
menyinari bagian tanaman yang biasanya tertutup, sehingga memberikan lingkungan
mikro yang cocok untuk terus menjaga kelembaban tanaman tersebut, sehingga
jamur atau cendawan yang merugikan bisa ditekan populasinya.
3. Menambah nilai estetika
Pemangkasan sangat penting untuk dilakukan terutama
pada tanaman yang lebih menonjolkan keindahan dari segi bentuk. Contohnya pada
tanaman bonsai, pemangkasan pada tanaman ini sangat penting, karena dengan
dilakukan pemangkasan pada tanaman ini dapat menambah nilai estetika atau
keindahan dari tanaman ini, dan tentu saja harga dari tanaman inipun menjadi
lebih meningakat.
4. Memperkokoh batang tanaman
Dengan dilakukan pemangkasan, maka beban yang dimiliki
oleh batang untuk menopang tanaman secara keseluruhan dapat dikurangi. Hal ini
akan tampak jelas terutama pada tanaman yang dikembangbiakkan secara cangkok,
karena pada hasil perbanyakan secara cangkok, akar tanaman tersebut tidak
sebanyak seperti tanaman yang dikembangbiakkan dari biji, sehingga pemangkasan
dirasa perlu agar batang tanaman tetap dapat berdiri tegak dan tidak rebah.
2.2.3. Waktu Pemangkasan
Pemangkasan tanaman yang baik, khususnya untuk
pohon, harus memperhatikan waktu pelaksanaan yang tepat. Umumnya, pemangkasan
pohon dilakukan pada musim tertentu, tergantung jenis pertumbuhannya. Hal yang
perlu diperhatikan:
1. Pemangkasan
tidak dilakukan pada saat pohon sedang musim
berbunga/berbuah. Pemangkasan ini bertujuan merangsang pertumbuhan generatif
dan vegetatif pada musim berikutnya, apalagi bila diikuti dengan pemberian
pupuk
2. Pemangkasan
bentuk harus dilakukan saat pohon sedang berdaun, yaitu untuk jenis yang
mengugurkan daun. Tujuannya agar percabangan yang hidup dan yang
mati dapat diketahui sehingga bentuk ideal yang diinginkan dapat
tercapai.
3. Pemangkasan
pohon yang dilakukan pada akhir musim hujan mempunyai beberapa keuntungan.
Keuntungan ini menjadi alasan mengapa tanaman dipangkas pada akhir musim hujan.
Beberapa keuntungannya memperkecil kehilangan air akibat transpirasi berlebihan
III.
METODE KERJA
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah
gembor, cetok, cangkul, gunting pangkas, gergaji, meteran, pisau besar dan
alat-alat pertanian lainnya
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan urea,
TPS dan KCL, Pupuk majemuk NPK
(15:15:15) pupuk kandang, furadan dan boyflan.
3.3 Cara Kerja
1. Mempersiapkan media tanam dengan perbandingan
tanah 40%, pasir 20%, dan bahan organik 40%. Memcampur dan memasukkan kedalam
pot yang sudah tersedia.
2. Menambahkan pupuk dasar TSP dengan ukuran 40
gr per pot dengan ukuran pot berdiameter 50 cm.
3. Memilih biit yang sehat dengan kisaran tinggi
tanaman tidak lebih dari 2 m.
4. Melakukan transplanting pada pagi hari
5. Mengurangi akar dari 20%-30% pada permukaan
luar dan jangan sampai erusak akar bagian pangkal.
6. Memidahkan tanaman dalam pot dengan hati-hati
kemudian memasukkan media yang telah tersedia melalui bibir pot secara
melingkar.
7. Menyiram dengan air setelah itu menaruh
tanaman dalam pot pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
8. Perawatan dengan meyiram tanaman dan
pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap hari awal pertumbuhan dan pemupukan
dilakukan 3 minggu sekali.
9. Pemangasan pembibitan dengan model yang dikehendaki
1:3:4 (1 cabang primer: 3 cabang sekunder: 4 cabang tersier)
10. Pemangakasan
pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kelembaban tanaman.
11. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk
merangsang munculnya bunga dengan ranting yang terlalu rapat dan tunas air.
12. Pemangkasan akar 20%-30%
dilakukan pada saat pergantian media tanam.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Budidaya buah apabila
tidak memiliki lahan yang cukup luas, sirkaya bisa ditanam di dalam pot. Selain
lahan yang terpakai relatif sempit, tabulampot srikaya juga mudah dirawat. Keberhasilan
menanam sirkaya dalam pot adalah pada ketersediaan unsur hara dan air bagi
tanaman. Pot yang digunakan untuk bertanam sirkaya bisa berupa pot ukuran besar
atau drum bekas dengan diameter 40-50 cm.
Pohon sirkaya biasanya
dapat mencapai bentuk yang memuaskan tanpa pemangkasan bentuk, tetapi dalam
beberapa kasus diperlukan usaha sedini mungkin untuk menjaga agar pohon sirkaya
tetap berbatang tunggal. Pemangkasan untuk membentuk pohon tunggal ini dengan
cara memotong cabang-cabang yang akan menyaingi pertumbuhan batang utama.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan tanaman yang baik adalah
melakukan pemangkasan pada tunas-tunas air atau tunas lemah. Tanda tunas air
atau lemah yaitu pertumbuhannya cepat seperti etiolasi sehingga lemah dan
biasanya tumbuh di batang-batang utama. Pangkas tunas-tunas yang tumbuh di batang
utama atau cabang utama. Perlu memperhatikan keseimbangan tajuk tanaman. Pangkas
cabang-cabang yang menghalangi sinar matahari masuk hingga ke batang utama,
ataupun cabang yang bersilangan/tumpang tindih. Pemangkasan bertujuan untuk
peremajaan tanaman dilakukan setelah tanaman melewati masa berbuah. Caranya
dengan memangkas cabang-cabang yang menjadi lemah setelah berbuah sehingga
muncul tunas-tunas pengganti yang lebih
subur dan kekar.
Adapun cara untuk srikaya memiliki
buah yang banyak terdapat pada pemangkasan dan pemupukan yang teratur.
Pemangkasan dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali dengan cara membuang
pucuk tanaman sepanjang 30 cm. Apabila pemangkasan terlambat dilakukan dapat
menghambat pembungaan dan memangkas ranting tua agar tumbuh pucuk yang baru.
Percabangan yang terlalu banyak akan menghalangi sinar matahari. Saat pemupukan
harus tepat pada waktunya. Srikaya dapat tumbuh di tanah yang subur dan
banyak unsur haranya. Oleh karena itu,
berikan pupuk kandang 30-40 kg setiap 6 bulan. Selanjutnya penambahan 10 kg
pupuk kandang. Pemberian pupuk diberikan menjelang musim kemarau atau musim
hujan, dengan cara
Setelah buah berukuran sebesaar perlu
dilakukan seleksi. Dengan cara memilih buah yang sehat untuk dipanen dan buah yang jelek
segera dibuang. Buah yang masih muda dibungkus dengan kertas koran agar tidak
diserang oleh lalat buah. Untuk mempercepat pertumbuhan ukuran batang atas dan
bawah harus sesuai.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan
yang dapat diambil adalah:
1.
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan
salah satu solusi bagi para pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki
lahan yang sempit untuk dapat digunakan sebagai lahan pertanaman.
2.
Pemangkasan untuk membentuk pohon tunggal yaitu dengan
cara memotong cabang-cabang yang akan menyaingi pertumbuhan batang utama.
3.
Pemangkasan bertujuan untuk peremajaan tanaman
dilakukan setelah tanaman melewati masa berbuah. Caranya dengan memangkas cabang-cabang
yang menjadi lemah setelah berbuah sehingga muncul tunas-tunas pengganti
yang lebih subur dan kekar.
5.2 Saran
Praktikan
diharapkan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pemangkasan dalam tabulampot
sehingga hasil yang diinginkan tercapai dengan cepat berbuah. Selain itu, agar
lebih memahami praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Sumatera Barat, 2007, Pengaruh Waktu Pemotongan Bagian Tanaman Di
atas Tongkol (Topping) pada Tanaman.
Sumatera Barat
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Pracaya. 2002. Budidaya Srikaya. Penebar Swadaya : Jakarta
Rahardi, F. 2004. Mengurai Benang Kusut Agribisnis Buah Indonesia. Penebar Swadaya:
Jakarta
Redaksi Trubus. 2003. Pemangkasan Pacu Munculnya Buah Srikaya. Penebar Swadaya: Jakarta
Isbandi D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Marsono. 2004. Tabulampot
Solusi Berkebun di Lahan Sempit. Republika edisi Rabu 06 Oktober, Jakarta.
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...