Selamat membaca
Laporan Akhir Praktikum Mpt Hortikultura II
semoga bermanfaat

judul widget leftbar

Diberdayakan oleh Blogger.

Laporan Akhir Praktikum Mpt Hortikultura II

Laporan Akhir Praktikum Mpt Hortikultura II


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MPT HORTIKULTURA II
TANBULAMBOT DAN PEMANGKASAN SRIKAYA (Annona squamosal)





  

    
Disusun Oleh:
Kelompok I:

Brina Kusumaningsari             201010200311014
Izfar Anas                                201010200311015
Sabdin Syam Tanjung              201010200311023
Rahman Wahyudi                    201010200311026



LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2012
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .........................................................................     i
1.      PENDAHULUAN .............................................................................     1
1.1         Latar Belakang ............................................................     1
1.2         Tujuan ...........................................................................     2
2.      TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................     3
2.1         Sekilas Tentang Tabulampot........................................     3
2.2         Pemangkasan ...............................................................     4
a.        Macam-macam Tipe Pemangkasan .....................     5
b.        Manfaat  Pemangkasan .......................................     6
c.         Waktu Pemangkasan ...........................................     7
3.      METODE KERJA ............................................................................     9
3.1         ALAT DAN BAHAN ...................................................     9
3.2         CARA KERJA .............................................................     9
4.       PEMBAHASAN ..............................................................................     10
4.1         PEMBAHASAN ..........................................................     10
5.      PENUTUP .........................................................................................     12
5.1         KESIMPULAN ...........................................................     12
5.2         SARAN ........................................................................     12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................   13



I.                   PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Tabulampot adalah istilah yang baru sekitar sepuluh tahun terakhir muncul di masyarakat. Sebenarnya tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah dalam pot. Tanaman buah yang lazim ditanam dalam pot adalah jeruk (keprok, siam dan manis), mangga, belimbing, rambutan sampai ke nangka. Mula-mula, tanaman buah ini ditanam dalam pot dalam rangka pembenihan (penangkaran). Secara tradisional, para penangkar benih tanaman buah, menyemai biji di lahan sawah, kemudian menyambungnya dengan mata tempel maupun sambung pucuk.
Sebelum polybag (kantong plastik hitam) diketemukan, para penangkar memindahkan benih tanaman buah ini ke dalam keranjang bambu agar tidak mengalami kerusakan ketika diangkut jarak jauh. Agar benih bisa lebih tahan lama sebelum dipasarkan, maka tanaman tersebut juga ditaruh dalam pot gerabah maupun drum bekas. Sampai sekarang pun, para penangkar di Lampung dan beberapa tempat lainnya masih tetap menggunakan keranjang bambu untuk menampung benih yang baru saja dicabut dari lahan sawah. 
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Dalam suatu kebun hal ini biasanya berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak produktif, atau yang tidak diinginkan. Secara alami, kondisi-kondisi alam seperti angin, salju, atau kabut dari air laut dapat mengakibatkan pemangkasan alami. Tujuan dari pemangkasan adalah untuk membentuk tanaman dengan cara mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan tanaman, untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk meningkatkan hasil atau kualitas buah atau bunga yang dihasilkan.
Secara umum, semakin kecil luka yang diakibatkan (semakin kecil ranting yang dipotong), semakin kecil pula luka yang dialami oleh pohon. Maka dari itu biasanya lebih baik sebuah pohon dipangkas ketika masih remaja, daripada memangkas dahan pohon yang sudah dewasa. Jika sebuah pohon yang kecil dipangkas dengan salah dan rantingnya patah, hal tersebut tidak akan mengakibatkan kerugian yang banyak. Namun jika sebuah pohon besar di samping rumah dipangkas dengan (cara yang) salah, dan sebuah dahan jatuh dari ketinggian 15 meter.

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a.       Mengenal dan mempelajari cara–cara memelihara tanaman buah dalam pot.
b.      Mengetahui pemeliharaan dan perawatan tanaman buah dalam pot yang telah dewasa sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah
c.       Mengetahui keterampilan tentang beberapa teknik pemangkasan pada jenis tanaman buah-buahan.



II.               TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sekilas Tentang Tabulampot
Budidaya tabulampot, tidak hanya sekedar berbudidaya tanaman seperti pada umumnya. Namun, perlu pengembangan teknologi maju. Untuk itu, para pakar dan praktisi lapangan dituntut untuk mampu merekayasa teknik tabulampot yang efisien dan tepat guna. Soalnya banyak komponen teknologi yang harus diperhatikan dan diaplikasikan. Tujuannya, agar tabulampot berbentuk bagus, pendek, serasi, sehat, mampu berbunga dan berbuah sesuai dengan keinginan. Melakukan budidaya tabulampot perlu diimbangi dengan pemilihan atau penggunaan bibit varietas unggul sebagai bahan pertanaman. Mutu bibitnya ditentukan oleh faktor genetik (pohon induk unggul) dan lingkungan (ketinggian tempat, curah hujan, kesuburan tanah).
Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat digunakan sebagai lahan pertanaman. Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air.
Menumbuhkan tanaman buah dalam pot yang dapat tumbuh secara baik batang dan daun sangat mudah dan hampir semua orang bisa melakukannya. Tetapi, permasalahan yang timbul adalah bila tabulampot harus tumbuh batang, daun, serta keluar bunga dan buah maka tidak semua orang bisa. Hanya dengan pemeliharaan tanaman dan perawatan tanaman yang tekun yang bisa membuat tanaman berbunga dan berbuah. Perawatan dan pemeliharaan tabulampot tidak dapat dapat dilakukan sembarangan, ada trik-trik khusus yang dapat dilakukan agar tabulampot mampu berbunga dan banyak berbuah.
Ada beberapa latar belakang yang mendasari mengapa tanaman harus dipangkas, pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang ke arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral.
Bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping. Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak terkena sinar matahari secara langsung. Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah.
Bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil yang optimal pula.


2.2 Pemangkasan
Pemangkasan diartikan sebagai memotong bagian tanaman untuk menghindari terjadinya arah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Dasar dari pemangkasan erat kaitannya dengan dominasi pucuk atau meriste apikal. Auksin pada ujung batang yang menghambat tunas lateral, ujung batang di pangkas sehingga tunas lateral tumbuh dan akrena cabang banyak dan rapat.
Pemangkasan dapat mencegah menjalarnya penyakit, sanitasi tanaman, memudahkan panen, memperlancar penyerbukan alami, memudahkan pengamatan buah, dan efisiensi distribusi fotosintat untuk pembungaan dan pembuahan. Pemangkasan yang kurang hati-hati akan dapat menyebabkan gangguan mekanik pada batang, luka-luka yang tertinggal akan menularkan penyakit ke kayunya, atau kerusakan lain pada batang. Kerusakan ini dapat terjadi diakibatkan oleh  penggunaan alat-alat yang kurang tajam, atau pemangkasan yang  terlalu keras, yaitu pemotongan cabang dan daun terlalu banyak sehingga pertumbuhan tegakan menjadi terhambat.
2.2.1. Macam-macam Tipe Pemangkasan
Dalam kegiatan pemangkasan  dikenal beberapa tipe pemangkasan. Setiap tipe tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Pangkas Bentuk
Pangkas Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis tanaman tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang yang pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan yang proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan). Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik, seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan bentuk sejak dini, pada akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur. Pada kasus tertentu, jika hanya terdapat 2 cabang primer pada batang utama, maka 2 cabang primer ini pun masih dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6, sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-6 pun masih memberikan bentuk percabangan ideal dengan bentuk tajuk yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk seperti ini, semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6 harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung tanaman.
2. Pangkas Produksi
Pangkas produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer maupun cabang sekunder. Coba perhatikan tunas-tunas air yang tumbuh di cabang primer/sekunder tanaman durian, jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya, dengan mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya. Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman, diambil sebagai entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode sambung susuan, sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya, bibit baru dengan sifat genetik yang sama persis dengan sifat genetik tanaman induk, tempat tunas air tersebut diperoleh.
3. Pangkas Pemeliharaan
Pangkas pemeliharaan lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan kelengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek batang. (Dwidjoseputro,1990)

2.2.2. Manfaat  Pemangkasan
Meskipun dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam pertumbuhan tanaman,  namun proses pemangkaasan dalam kegiatan budidaya sangatlah memberi dampak yang sangat nyata, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa dampak yang  dihasilkan dari proses pemangkasan yaitu:
1. Merangsang proses pembuahan dan pembungaan
Selain pemberian tambahan hormone yang dapat mempercepat suatu proses pembuahan atau pembungaan, cara lain yang dapat digunakan ialah dengan melakukan pemangkasa pada tanaman yang dibudidayakan. Dengan melakukan pemangkasan, hasil fotosintesis atau fotosintat tidak disalurkan pada daun yang bersifat  parasite pada tumbuhan tersebut, melainkan digunakan untuk pembentukan bunga ataupun buah.
2. Mengurangi OPT
Pemangkasan, secara tidak langsung kita juga telah mengurangi tempat tinggal atau habitat yang dapat digunakan oleh OPT untuk berkembang biak. Selain mengurangi habitat OPT, kita juga telah memberi celah pada sinar matahari untuk masuk dan menyinari bagian tanaman yang biasanya tertutup, sehingga memberikan lingkungan mikro yang cocok untuk terus menjaga kelembaban tanaman tersebut, sehingga jamur atau cendawan yang merugikan bisa ditekan populasinya.
3. Menambah nilai estetika
Pemangkasan sangat penting untuk dilakukan terutama pada tanaman yang lebih menonjolkan keindahan dari segi bentuk. Contohnya pada tanaman bonsai, pemangkasan pada tanaman ini sangat penting, karena dengan dilakukan pemangkasan pada tanaman ini dapat menambah nilai estetika atau keindahan dari tanaman ini, dan tentu saja harga dari tanaman inipun menjadi lebih meningakat.
4. Memperkokoh batang tanaman
Dengan dilakukan pemangkasan, maka beban yang dimiliki oleh batang untuk menopang tanaman secara keseluruhan dapat dikurangi. Hal ini akan tampak jelas terutama pada tanaman yang dikembangbiakkan secara cangkok, karena pada hasil perbanyakan secara cangkok, akar tanaman tersebut tidak sebanyak seperti tanaman yang dikembangbiakkan dari biji, sehingga pemangkasan dirasa perlu agar batang tanaman tetap dapat berdiri tegak dan tidak rebah.

2.2.3. Waktu Pemangkasan
Pemangkasan  tanaman yang baik, khususnya untuk pohon, harus memperhatikan waktu pelaksanaan yang tepat. Umumnya, pemangkasan pohon dilakukan pada musim tertentu, tergantung jenis pertumbuhannya. Hal yang perlu diperhatikan:
1.    Pemangkasan tidak dilakukan  pada saat  pohon  sedang  musim berbunga/berbuah. Pemangkasan ini bertujuan merangsang pertumbuhan generatif dan vegetatif pada musim berikutnya, apalagi bila diikuti dengan pemberian pupuk
2.    Pemangkasan bentuk harus dilakukan saat pohon sedang berdaun, yaitu untuk jenis yang mengugurkan daun. Tujuannya agar percabangan yang hidup dan  yang mati  dapat diketahui sehingga bentuk ideal  yang diinginkan dapat tercapai.
3.    Pemangkasan pohon yang dilakukan pada akhir musim hujan mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan ini menjadi alasan mengapa tanaman dipangkas pada akhir musim hujan. Beberapa keuntungannya memperkecil kehilangan air akibat transpirasi berlebihan

 

III.           METODE KERJA
3.1  Alat
Alat yang digunakan adalah gembor, cetok, cangkul, gunting pangkas, gergaji, meteran, pisau besar dan alat-alat pertanian lainnya
3.2  Bahan
Bahan yang digunakan urea, TPS dan  KCL, Pupuk majemuk NPK (15:15:15) pupuk kandang, furadan dan boyflan.
3.3  Cara Kerja
1.   Mempersiapkan media tanam dengan perbandingan tanah 40%, pasir 20%, dan bahan organik 40%. Memcampur dan memasukkan kedalam pot yang sudah tersedia.
2.   Menambahkan pupuk dasar TSP dengan ukuran 40 gr per pot dengan ukuran pot berdiameter 50 cm.
3.   Memilih biit yang sehat dengan kisaran tinggi tanaman tidak lebih dari 2 m.
4.   Melakukan transplanting pada pagi hari
5.   Mengurangi akar dari 20%-30% pada permukaan luar dan jangan sampai erusak akar bagian pangkal.
6.   Memidahkan tanaman dalam pot dengan hati-hati kemudian memasukkan media yang telah tersedia melalui bibir pot secara melingkar.
7.   Menyiram dengan air setelah itu menaruh tanaman dalam pot pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
8.   Perawatan dengan meyiram tanaman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan setiap hari awal pertumbuhan dan pemupukan dilakukan 3 minggu sekali.
9.   Pemangasan pembibitan dengan model yang dikehendaki 1:3:4 (1 cabang primer: 3 cabang sekunder: 4 cabang tersier)
10. Pemangakasan pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kelembaban tanaman.
11. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk merangsang munculnya bunga dengan ranting yang terlalu rapat dan tunas air.
12. Pemangkasan akar 20%-30% dilakukan pada saat pergantian media tanam.





IV.  PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Budidaya buah apabila tidak memiliki lahan yang cukup luas, sirkaya bisa ditanam di dalam pot. Selain lahan yang terpakai relatif sempit, tabulampot srikaya juga mudah dirawat. Keberhasilan menanam sirkaya dalam pot adalah pada ketersediaan unsur hara dan air bagi tanaman. Pot yang digunakan untuk bertanam sirkaya bisa berupa pot ukuran besar atau drum bekas dengan diameter 40-50 cm.

Pohon sirkaya biasanya dapat mencapai bentuk yang memuaskan tanpa pemangkasan bentuk, tetapi dalam beberapa kasus diperlukan usaha sedini mungkin untuk menjaga agar pohon sirkaya tetap berbatang tunggal. Pemangkasan untuk membentuk pohon tunggal ini dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyaingi pertumbuhan batang utama. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan tanaman yang baik adalah melakukan pemangkasan pada tunas-tunas air atau tunas lemah. Tanda tunas air atau lemah yaitu pertumbuhannya cepat seperti etiolasi sehingga lemah dan biasanya tumbuh di batang-batang utama. Pangkas tunas-tunas yang tumbuh di batang utama atau cabang utama. Perlu memperhatikan keseimbangan tajuk tanaman. Pangkas cabang-cabang yang menghalangi sinar matahari masuk hingga ke batang utama, ataupun cabang yang bersilangan/tumpang tindih. Pemangkasan bertujuan untuk peremajaan tanaman dilakukan setelah tanaman melewati masa berbuah. Caranya dengan memangkas cabang-cabang yang menjadi lemah setelah berbuah sehingga muncul tunas-tunas pengganti yang  lebih subur dan kekar.
Adapun cara untuk srikaya memiliki buah yang banyak terdapat pada pemangkasan dan pemupukan yang teratur. Pemangkasan dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali dengan cara membuang pucuk tanaman sepanjang 30 cm. Apabila pemangkasan terlambat dilakukan dapat menghambat pembungaan dan memangkas ranting tua agar tumbuh pucuk yang baru. Percabangan yang terlalu banyak akan menghalangi sinar matahari. Saat pemupukan harus tepat pada waktunya. Srikaya dapat tumbuh di tanah yang subur dan banyak  unsur haranya. Oleh karena itu, berikan pupuk kandang 30-40 kg setiap 6 bulan. Selanjutnya penambahan 10 kg pupuk kandang. Pemberian pupuk diberikan menjelang musim kemarau atau musim hujan, dengan cara
Setelah buah berukuran sebesaar perlu dilakukan seleksi. Dengan cara memilih buah  yang sehat untuk dipanen dan buah yang jelek segera dibuang. Buah yang masih muda dibungkus dengan kertas koran agar tidak diserang oleh lalat buah. Untuk mempercepat pertumbuhan ukuran batang atas dan bawah harus sesuai.



V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1.      Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan salah satu solusi bagi para pecinta tanaman di perkotaan yang notabene memiliki lahan yang sempit untuk dapat digunakan sebagai lahan pertanaman.
2.      Pemangkasan untuk membentuk pohon tunggal yaitu dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyaingi pertumbuhan batang utama.
3.      Pemangkasan bertujuan untuk peremajaan tanaman dilakukan setelah tanaman melewati masa berbuah. Caranya dengan memangkas cabang-cabang yang menjadi lemah setelah berbuah sehingga muncul tunas-tunas pengganti yang  lebih subur dan kekar.
5.2 Saran
            Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pemangkasan dalam tabulampot sehingga hasil yang diinginkan tercapai dengan cepat berbuah. Selain itu, agar lebih memahami praktikum ini.






DAFTAR PUSTAKA

BPTP Sumatera Barat, 2007, Pengaruh Waktu Pemotongan Bagian Tanaman Di atas Tongkol  (Topping) pada Tanaman. Sumatera Barat
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Pracaya. 2002. Budidaya Srikaya. Penebar Swadaya : Jakarta
Rahardi, F. 2004. Mengurai Benang Kusut Agribisnis Buah Indonesia. Penebar Swadaya:
       Jakarta
Redaksi Trubus. 2003. Pemangkasan Pacu Munculnya Buah Srikaya. Penebar Swadaya: Jakarta

Isbandi D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Marsono. 2004. Tabulampot Solusi Berkebun di Lahan Sempit. Republika edisi Rabu 06 Oktober, Jakarta.

0 komentar

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Tes Paragraf

Judul widget rightbar

Template Oleh trikmudahseo